HUBUNGAN ASIAN GAMES DENGAN PROPERTY DI PALEMBANG
Asian Games merupakan acara olahraga terbesar negara-negara Asia yang diadakan setiap empat tahun sekali. Tahun 2018 adalah perhelatan Asian Games yang ke-18 setelah sebelumnya pada tahun 2014 lalu diselenggarakan di Incheon Korea Selatan. Asian Games ke 18 ini menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara acara, dan sebagai maskot, burung Cendrawasih yang merupakan hewan khas Indonesia dijadikan sebagai pilihan. Perhelatan akbar se-Asia ini akan digelar lebih kurang 2 minggu, sejak 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018. Semula perhelatan akan diadakan di Hanoi, Vietnam, namun karena krisis ekonomi yang dialami negara tersebut maka penyelenggaraannya dipindahkan ke Indonesia. Kota di Indonesia yang di anggap paling siap menyelenggarakan hajatan Internasional ini adalah Jakarta dan Palembang, sehingga pada Asian Games ke 18 ini secara Internasional bertajuk the 18th ASIAN GAMES Jakarta-Palembang Indonesia.
Dipilihnya Palembang sebagai tempat penyelenggaraan mendampingi Jakarta bukan tanpa alasan. Selain karena adanya komitmen pimpinan daerah, Palembang yang menjadi Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan juga telah membuktikan sukses sebagai Tuan Rumah penyelenggaraan berbagai event olahraga bertaraf Internasional, salah satunya Sea Games ke-26 tahun 2011 yang lalu, dimana Indonesia keluar sebagai juara umum. Selain itu, Palembang juga pernah menjadi tuan rumah Islamic Solidarity Games di tahun 2013 yang diikuti oleh 22 negara, Musi Triboatton tahun 2014 yang diikuti oleh 9 negara, MTQ Internasional tahun 2014 yang diikuti oleh 30 negara, dan Asean University Games tahun 2014 yang diikuti oleh 11 negara. Menuju Asian Games nanti pun akan terus diadakan berbagai perhelatan pemanasan.
Selain modal pengalaman, dari pelaksanaan Sea Games 2011 lalu Palembang kini juga memiliki banyak sekali venue pertandingan berstandar internasional yang tetap terawat dengan baik sampai sekarang. Keberadaan venue venue berstandar internasional ini juga salah satu alasan Olympic Council of Asia (OCA) / Dewan Olimpiade Asia setuju pelaksanaan Asian Games di kota Palembang.
Jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Asian Games kali ini sebanyak 37 cabor, dengan rincian 29 cabor berbasis Olimpiade dan sisanya berbasis regional usulan OCA serta tuan rumah. Kota penyelengaraan Asian Games 2018 dibagi ke Palembang, Jakarta, Bandung, dan Tangerang. Pembagian kota venue olahraga dilakukan dalam rapat bersama Dewan Olimpiade Asia (OCA) bersama Komite Olahraga Indonesia (KOI), Kemenpora, Pemprov Sumatra Selatan, dan Pemprov DKI Jakarta, pada 14-16 Juni 2015 lalu. Hasil rapat, Palembang mendapatkan jatah 11 cabor sementara sisanya digelar di DKI Jakarta, Bandung, dan Bogor. Kesebelas cabang olahraga yang diselenggarakan di Palembang antara lain softball, pentathlon, rowing, kriket, kayak, bridge, baseball, voli pantai, triathlon, menembak, dan sepak bola (penyisihan grup). Kecuali bridge yang di laksanakan dihotel, semua dilaksanakan di Jakabaring Sport City (JSC).
Yuk, lanjut membaca hubungan Asian Games dengan property di Palembang.
Penetapan pembagian kota venue ini memperhatikan aspek efisiensi biaya persiapan infrastruktur Asian Games 2018, mengingat beberapa lokasi venue tertentu sudah tersedia fasilitasnya tanpa harus membangun gedung baru. Langkah ini sesuai dengan prinsip OCA kepada Pemerintah Indonesia agar Asian Games 2018 tetap mengutamakan aspek efisiensi dan efektivitas. OCA serius memperhatikan soal efisiensi biaya dikarenakan biaya penyelenggaraan ternyata menjadi isu yang terbukti dapat menurunkan minat beberapa negara mengajukan diri sebagai tuan rumah Asian Games berikutnya. Terbukti dari mundurnya Hanoi-Vietnam sebagai tuan rumah dengan alasan belum siap secara pendanaan karena masih harus mengatasi krisis di dalam negeri. Isu lain, venue yang dibangun juga setelah selesai acara kemungkinan tidak terpakai dan akan berat biaya perawatannya. Perhelatan olahraga se-Asia ini diprediksi memakan dana tidak kurang dari 3 Triliyun mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga penutupan. Dengan dana sebesar itu, banyak kalangan di Hanoi-Vietnam yang mempertanyakan apakah Asian Games akan memiliki dampak ekonomi dan sosial yang bermanfaat bagi kota penyelenggara atau lebih sebagai pagelaran olahraga semata?
Tapi berbeda dengan Indonesia, pertanyaan ini sudah mendapat jawaban dari Sumatera Selatan. Berkaca dari pengalaman Sea Games tahun 2011 di kota Palembang, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan optimis bahwa selain kesuksesan prestasi olahraga, Asian Games juga akan mampu membawa perekonomian daerah maju jauh lebih pesat. Fasilitas olahraga berstandar internasional yang terintegrasi di Jakabaring Sport City (JSC), fasilitas umum dan infrastruktur yang dibangun untuk penyelenggaraan acara selesainya juga dapat dimanfaatkan masyarakat, sehingga multiplier efeknya dipercaya akan berlangsung berkelanjutan.
Menyambut Asian Games yang akan datang, sektor transportasi menjadi salah satu sektor yang dibenahi oleh kota Palembang. PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) – perusahaan daerah pengelola angkutan umum Bus Rapit Transit (BRT) Trans Musi berencana menambah armadanya menjadi total 285 unit bus. Dengan penambahan armada ini diharapkan pengunaan kendaraan pribadi akan berkurang selama pelaksanaan Asian Games nanti sehingga mengurangi resiko kemacetan.
Selain Bus, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemrov Sumsel) juga berencana membangun jaringan kereta api ringan atau dikenal sebagai LRT (Light Rail Transit). Rencana pembangunan ini sudah disetujui oleh presiden, sehingga pembiayaannya akan dibantu oleh pusat. Jaringan sistem kereta api penumpang yang beroperasi dalam kota Palembang tersebut akan dibangun dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang menuju komplek olahraga Jakabaring Sport City (JSC). Panjang jalur rel LRT sepanjang 24,5 kilometer ini akan melintasi 14 halte. Pembangunan jaringan LRT ini membutuhkan dana sekitar Rp 350 miliar per kilometer. Sehingga total dana pembangunan sekitar Rp 7.3 triliun.
Untuk transportasi udara, menyambut Asian Games ke 18 ini Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin 2 Palembang juga diperluas. Rencananya kapasitas bandara akan ditingkatkan dari 2 juta menjadi 4 juta orang. Peningkatan kapasitas bandara ini untuk menjamin kelancaran traffic Landing maupun Take Off pesawat pesawat yang membawa kedatangan dan kepulangan official, atlet, juga pendukung dari 45 negara negara peserta Asian Games.
Di sektor infrastruktur, keberadaan tol juga dinilai penting untuk mengatasi macet yang seringkali terjadi di jalur Palembang Inderalaya. Jalur ini adalah jalur utama yang menghubungkan Palembang dengan kota dan kabupaten lain di Selatan Sumatera seperti Ogan Ilir, Muaraenim, Prabumulih, hingga Lampung. Tujuan lain, akses masyarakat di daerah lain di sekitar Palembang hendak dipermudah agar mudah terlibat memeriahkan Asian Games tahun 2018 nanti. Untuk itu, pemerintah provinsi Sumatera Selatan membangun jalan Tol Palembang Inderalaya sepanjang 22 kilometer yang langsung terhubung dengan tol Trans Sumatera. Selain tol, juga terus dikebut pengerjaan beberapa jalan layang, jembatan serta pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sumsel Enam, Sumsel Tujuh, Sumsel Delapan, hingga Sumsel Sembilan yang dapat menghasilkan daya hingga 5.000 Megawatt.
Akomodasi yang baik juga penting untuk acara bertaraf internasional. Belasan ribu atlet, offisial, dan pendukung yang datang tentu memerlukan akomodasi yang memadai selama di kota Palembang. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel ikut mengambil bagian menyukseskan perhelatan akbar ini. Secara bertahap anggota-anggota PHRI berencana menambah hingga 3.000 kamar untuk mencukupi kebutuhan Asian Games 2018. Saat ini jumlah kamar hotel di Palembang baru mencapai 7000 kamar, gabungan dari kamar hotel kelas melati dan bintang. Pada tahun 2015 ini menurut data PHRI ada 10 investor yang siap membangun hotel baru untuk kelas bintang tiga ke atas, tiga di antaranya telah mulai melakukan tahap konstruksi di daerah Demang Lebar Daun, Rajawali, dan Radial.
Untuk menangkap peluang pariwisata yang dapat terjadi selama dan sesudah pelaksanaan Asian Games, pemerintah Kota Palembang berencana membangun kawasan wisata tepian sungai pertama di Indonesia. Kesan kumuh yang selama ini melekat pada daerah tepian sungai Musi akan dihapus dengan membangun pusat kuliner di kawasan tepian sungai dekat Pasar 16 Ilir yang berhadapan muka dengan Sungai Musi. Keberadaan pusat kuliner ini adalah bagian dari rencana menjadikan Palembang sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki wisata sungai. Untuk mencapai target ini, Pemkot Kota Palembang menggandeng BUMN pengembang pariwisata PT ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) yang sudah terbukti berhasil mengawal dua tempat wisata yakni Nusa Dua Bali dan Mandalika Lombok menjadi destinasi wisata baru berkelas internasional, juga menggandeng group besar di bidang perhotelan, Sahid Group sebagai operator hotel berbintangnya
Dampak Ekonomi Penyelenggaraan Asian Games
Penyelenggaraan Asian Games ini berdampak sangat luas terhadap masyarakat kota Palembang. Mulai dari persiapan, penyelenggaraan, sampai pasca acara pun memberikan dampak yang sangat besar. Dimasa persiapan, hitung saja trilyunan dana pembangunan infrastruktur yang dikucurkan pemerintah untuk membangun LRT, tol, jembatan, venue, sampai pembangkit listrik. Pembangunan berbagai infrastruktur ini membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Puluhan ribuan tenaga kerja terserap untuk mengerjakan proyek proyek ini.
Selama penyelenggaraan, banyak sektor akan menikmati keuntungan yang berkali kali lipat. Hotel di Palembang dipastikan akan full ocupancy, tarif inap diprediksi akan 2 kali lipat dari biasanya. Transportasi dan konsumsi pun mengalami hal serupa. Perputaran uang selama pelaksanaan Asian Games akan berkali kali lipat, yang mendorong tingkat konsumsi yang lebih tinggi.
Setelah penyelenggaraan, berbagai infrastruktur yang sudah dibangun akan menjadi stimulan positif bagi ekonomi. Kelas kota juga meningkat seiring semakin lengkap dan baiknya sarana dan infrastruktur. Pelaksanaan kegiatan ekonomi berjalan kian lancar sehingga mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi. Asian Games 2018 menjadi daya ungkit ekonomi yang hebat. Daerah mendapat bantuan pendanaan secara signifikan untuk pembangunan. Tidak hanya media nasional, media cetak serta eletronik internasional juga akan membantu mempromosikan secara massive selama periode tertentu. Penggunaan kata Palembang pada tajuk “the 18th ASIAN GAMES Jakarta-Palembang Indonesia membuat kota Palembang semakin dikenal di dunia Internasional. Pariwisata dan investasi diproyeksi meningkat pasca pelaksanaan Asian Games.
Dengan semua data dan informasi positif ini indikator ekonomi makro dan mikro kota Palembang diproyeksi akan bernilai positif. Palembang akan menjadi memiliki daya tarik investasi baik bagi investor domestik maupun mancanegara. Perputaran dan penyebaran uang yang tinggi akan merangsang berbagai sektor untuk tumbuh dan bangkit. Terciptalah demand pada berbagai sektor, termasuk di sektor Properti. Bagi para investor dan pemain besar, sekarang adalah saat yang tepat untuk mengawasi waktu masuk yang tepat ke Palembang. Pemerintah provinsi Sumatera Selatan dan kota Palembang pastinya menyambut baik semua pendaftaran investasi, karena bukankah itu yang memang dicari dari perhelatan akbar ini ? Hitungan mundur sudah dibuat. Tidak sabar menanti sampainya hari akbar saat 45 negara berkumpul dan membuktikan prestasi olahraganya itu.