Berikut adalah artikel seputar Kemajuan Transportasi Palembang. Selamat membaca.
Wajah transportasi Palembang segera berubah. Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 116 Tahun 2015 telah menyetujui pembangunan moda transportasi baru LRT (Light Rail Transit) di Provinsi Sumatera Selatan.
Setelah sebelumnya menunjuk PT Adhi Karya Tbk mengerjakan proyek LRT di Jakarta, kini Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan PT Waskita Karya Tbk melakukan pekerjaan serupa di Palembang, ibukota Provinsi Sumatera Selatan.
Untuk ukuran Palembang, LRT tergolong proyek prestisius. Belum ada kota lain di Indonesia yang terbukti sukses memiliki LRT.
Proyek ini dibangun untuk mendukung pelaksanaan Asian Games. Asian Games, perhelatan olahraga empat tahunan se-Asia, memang mendapat atensi lebih dari pemerintah pusat.
Saat Asian Games digelar, berita mengenai Indonesia akan tersebar keseluruh dunia. Tentu pemerintah pusat tidak ingin kota penyelenggara event olahraga Internasionalnya disorot karena jeleknya moda transportasi maupun kemacetannya.
Sebaliknya, pemerintah ingin ada banyak hal positif yang akan di ketahui oleh masyarakat dunia mengenai Indonesia, juga Palembang tentunya.
Ribuan media dari seluruh dunia akan secara intens memberitakan hasil pertandingan. Di sela kerja liputan olahraga, tentulah para awak media akan menyempatkan diri mencoba berbagai hal baru di Palembang, mulai dari makanan, tempat wisata, transportasi, dan sosial budaya yang ada.
Semua itu dapat dijadikan materi pemberitaan tambahan tentunya. Nah, ini yang tidak mau di sia-siakan oleh pemerintah kita, liputan gratis yang mengangkat hal hal positif dari kota Palembang.
Liputan ini memiliki banyak manfaat, seperti membangun kepercayaan investor, gambaran kelas kota, prospek yang tersedia, dukungan pemerintah, mutu sarana dan prasarana, sampai potensi ekonomi bagi investor yang bersedia masuk dan menanamkan modalnya.
Berkat pelaksanaan Seagames ke 26 tahun 2011 lalu, Palembang berkembang dengan pesat sekali. Investor dan pelaku bisnis banyak yang mengembangkan bisnisnya ke Sumatera Selatan.
Mall dan Hotel baru terus bermunculan. Developer Nasional pun masuk dan ikut meramaikan pasar property di kota Palembang. Melihat multiplier efek dari pelaksanaan Seagames yang lalu, pemerintah provinsi Sumatera Selatan semakin berani dan terpacu untuk menggelar event internasional dengan skala yang lebih besar.
Begitu ada kesempatan, Gubernur Sumatera Selatan, Ir. H. Alex Noerdin langsung mengajukan diri sanggup mengambil tanggung jawab sebagai tuan rumah perhelatan Asian Games.
Pernyataan kesanggupan ini bukan sesuatu yang main main. Vietnam saja mundur dan tidak berani menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Masalah penolakan Vietnam tidak jauh-jauh dari soal besarnya biaya dan investasi, serta kelanjutan pemanfaatan berbagai Venue selepas perhelatan diselenggarakan.
Ditakutkan Vietnam, perhelatan hanya menjadi pesta sesaat dan setelahnya tidak memberikan kontribusi apapun bagi pembangunan dan ekonomi.
Kita lanjutkan bahasan seputar Kemajuan Transportasi Palembang.
LRT PALEMBANG
LRT / Light Rail Transit adalah bahasa teknis untuk kereta ringan. Kepada Waskita, Presiden Jokowi memberikan batas waktu penyelesaian pembangunan LRT di Palembang paling lambat Juni 2018, sebelum Asian Games dimulai.
Nantinya LRT ini akan menghubungkan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II – Masjid Agung Palembang – Jakabaring Sport City. Begitu Atlit dan Official sampai akan langsung diantar ke Jakabaring Sport City dengan LRT ini.
Job Desk Waskita dalam pembangunan LRT di Palembang meliputi konstruksi jalur layang, stasiun, dan fasilitas operasi. Oleh Waskita pemasangan tiang pancang LRT telah mulai dilaksanakan akhir November 2015 lalu. Total panjang lintasan sepanjang 24,5 km yang terdiri dari dua koridor.
Koridor pertama sepanjang 14,5 kilometer dengan rute bandara menuju Masjid Agung, dan koridor kedua sepanjang 10 kilometer dari Masjid Agung menuju Jakabaring Sport City.
LRT ini direncanakan memiliki 13 stasiun pemberhentian, yaitu mulai dari Bandara SMB II, Depan komplek PDK, simpang Km 9 Dolog, Depan Telkom Haji Burlian, Pasar Pal 5, Simpang Polda, Simpang Angkatan 45, Palembang Square, Pasar Cinde, Masjid Agung Palembang, Ampera, Polresta, Stadion Jakabaring, OPI, Depo.
Dengan biaya pembangunan per kilometer sebesar 300 Milyar, total dana pembangunan LRT Palembang mencapai 7,2 triliun.
Dana sebesar ini nantinya akan di pakai untuk pembangunan rel, kereta, serta subsidi tiket. Beruntungnya pemerintah provinsi Sumatera Selatan, pemerintah pusat membantu biaya pembangunan ini dari dana APBN.
Pemerintah pusat menilai bahwa kemacetan di Palembang perlu di antisipasi sejak saat ini agar jangan sampai terlambat diatas di masa yang akan datang. Berdasarkan penelitian, kemacetan di Palembang sudah masuk dalam taraf luar biasa untuk beberapa ruas jalan karena rasio jumlah kendaraan dan kapasitas jalan tidak seimbang.
Perbedaan LRT, MRT dan KRL.
LRT sebenarnya bukan moda transportasi baru. Banyak negara tetangga kita yang sudah memiliki moda transportasi berbasis rel ini.
Di Singapore misalnya, saat ini di sudah terdapat tiga rute LRT, sedangkan di Kuala Lumpur ada lima rute. Secara kasat mata, LRT hampir mirip dengan moda kendaraan lain berbasis rel seperti KRL maupun MRT. Semuanya sama-sama digerakan oleh aliran listrik dari bagian atas.
Meski ada persamaan, tetap ada beberapa perbedaan fisik maupun fungsional pada LRT, MRT, dan KRL. Dari sisi daya angkut, kapasitas LRT jauh lebih kecil dari MRT ataupun KRL.
Rangkaian gerbong LRT terdiri dari maksimal tiga kereta dengan daya angkut per rangkaian sekitar 600 orang penumpang. Sedangkan MRT adalah kereta dengan rangkaian maksimal enam gerbong, dengan daya angkut per rangkaian sekitar 1900 penumpang.
Kapasitas angkut terbanyak adalah KRL dengan rangkaian 8 hingga 10 kereta, serta sanggup mengangkut 2.000 penumpang per rangkaian.
Perbedaan lain antara 3 moda itu yaitu soal perlintasan. Berbeda dengan KRL yang melaju di atas tanah, jalur MRT melaju di jalur bawah tanah dan LRT di jalur layang.
Karena tidak beroperasi diatas tanah, Jalur LRT dan MRT merupakan jalur rel yang tidak akan bersinggungan dengan jalan raya (perlintasan sebidang), sehingga kedatangan rangkaian kereta bisa atur sesering mungkin. Dari sisi kecanggihan juga ada beda yang nyata.
LRT dan MRT dapat dikendalikan dengan sistem otomatis tanpa harus menggunakan masinis layaknya KRL.
Kontribusi LRT bagi kota Palembang
Hadirnya LRT ini diyakini akan mengurangi volume kendaraan yang beredar di jalanan kota Palembang. Buruknya layanan transportasi umum membuat masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Beberapa isu yang selama ini menjadi penghambat masyarakat menggunakan kendaraan umum antara lain rendahnya tingkat kenyamanan, keamanan, ketepatan waktu, kedisiplinan berkendara. Dengan kehadiran LRT ini diharapkan semua aspek yang selama ini menghambat akan hilang.
Dengan sendirinya masyarakat akan memilih tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi bila kenyamanan dan layanan sudah sangat berkualitas tinggi, sementara harga yang dibayarkan sangat ekonomis.
Wajah Palembang ketika nanti LRT sudah selesai di bangun tidak sama lagi. Semua stakeholder perlu mengupgrade banyak hal untuk mendapatkan nilai terbaik dari keberadaan LRT ini, seperti : disiplin, keahlian, dan budaya.
Bagi operator, jadwal kedatangan dan keberangkatan mesti selalu tepat waktu. Kondisi unit dan pemeliharaan pun mesti selalu diperhatikan.
Bagi pemerintah selaku regulator, nilai tiket mesti dijaga pada angka yang menarik bagi pengguna, sementara bagi masyarakat selaku pengguna pun hendaknya memiliki budaya yang lebih baik lagi dibanding ketika masih naik angkutan umum seperti bus dan angkot.
Budaya tangan tangan jahil yang selama ini suka mencoret dan menggambar di bangku semoga tidak lagi terjadi. Jangan sampai aset senilai 7,2 Triliyun akan memiliki nasib yang sama seperti bus kota ataupun opelet, tidak laku dan menjadi rombeng sebelum masanya.
LRT Palembang akan mengubah banyak hal di Palembang, mulai dari budaya bertransportasi, gaya hidup, titik ekonomi baru, konsentrasi penduduk, pembangunan property, dan munculnya sentra dan fokus ekonomi baru. Untuk itu kepada pemerintah dan kontraktor kami percayakan pembangunan LRT kami.
Kerjakan dengan baik dan tepat waktu, buat Palembang bangga dengan karya besar ini. Saya yakin saat ini banyak warga Palembang yang tidak sabar mau segera “cicip” moda transportasi baru ini, bentuk nyata Kemajuan Transportasi Palembang.
Demikian artikel seputar Kemajuan Transportasi Palembang, semoga bermanfaat.