Akhirnya muncul usulan printing money. Semoga printing money nya berlandaskan teori MMT. Bukan sekadar cetak – cetak doank. Bisa jadi Zimbabwe dan Venezuela. Atau kembali ke tahun 1965 dimana hyperinflasi menerjang ekonomi kita. MMT = Modern Monetary Theory.
Jarang di ajarkan di kampus – kampus Indonesia. Kebanyakan kampus kita mengajarkan ilmu ekonomi yang di ajarkan oleh ahli pendukung IMF dan World Bank, yang justru adalah lawan MMT.
Bagi IMF dan World Bank, cetak duit itu basisnya harus ada emas. Padahal, Amerika sendiri pernah bilang mereka cetak duit gak perlu emas. Maunya IMF dan World Bank agar negara yang gak punya emas pinjam duit sama mereka.
Dengan MMT, uang yang di cetak bukan di jaminkan pakai emas ala ilmu IMF / World Bank, tapi cukup berbasis proyek / berbasis SDA. Ketika proyek selesai di kerjakan / tambang selesai di garap, uang yang di cetak di tarik balik, bisa dengan Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, Deposito dengan bunga menarik, atau dengan aneka produk moneter lainnya. Selesai tarik, di bakar semua duitnya.
Nilai yang di cetak diatur senilai dengan nilai proyek / SDA. Harus match. Soalnya Miss Match MENYEBABKAN INFLASI. Yang gak boleh adalah cetak – cetak doank tanpa ada jaminan apapun, bisa inflasi gede. Gak tau 600 T yang akan di cetak sesuai usul banggar tadi berbasis apa ya..? Apa underlying nya .? Kita buat jalan, buat bendungan, buat proyek ini itu, bisa tanpa hutang ke negara lain bila pakai teori MMT. Soalnya sayang aja kalo mesti pinjam 1000 T sama orang. Bisa mati sesak karena ngangsur, tanpa perlu kena Corona.
Secara teori MMT, duit habis di distribusikan, project selesai. Makanya sebelum cetak, harus dihitung benar – benar berapa kebutuhan dana project. Harus klop nilai duit dicetak vs nilai project. Kalo gak klop, pasti inflasi, project selesai, dana lebih lalu di bagi – bagi misal, kan duit mudah, sembarangan pakai masyarakat. Sembarangan beli. Gak pakai tawar. Naik semua harga barang.
Nah, tugas pemerintah jaga :
– jangan sampai duit yang di cetak sudah habis, project belum selesai, terjadi korupsi ini, atau
– jangan sampai project sudah selesai duit yang di cetak sisa, trus beredar di masyarakat. Ini salah hitung.
Jerman dulu kalah perang dunia 1, dalam sekejap oleh Hitler di sulap jadi negara super power pakai cetak duit sendiri,, biayai kebutuhan dalam negeri.
Sayang nya duitnya di pake buat bangun mesin perang WW II.
China juga, bukan siapa – siapa sama kayak Indonesia tahun 1945. Malah masih sibuk perang saudara. Tapi lihat China sekarang, jauh bener udah sama kita. Maju banget, dan nyaris jadi raja dunia.
Ide soal printing money ini bisa banyak di baca di tulisan seputar MMT / Modern Monetary Theory. Kalo di jalankan secara benar, gak mungkin kita kelaparan padahal berada di lumbung pangan.
Cari tulisan Stephanie Kelton, https://www.bloomberg.com/…/stephanie-kelton-is-the…
Juga Michael Hudson, guru besar MMT yang sekarang jadi gurunya semua Polit Biro China.Terakhir, semoga kampus – kampus Indonesia buku pegangan nya mulai bervariasi, agar muscle knowledge jadi bermacam macam, gak cuma yang percaya bahwa cetak duit bisa otomatis inflasi.
by : Wandi