Lalu lalang lewat di timeline sosmed saya :
“Kita memasuki era dimana Gelar tidak menjamin kompetensi, lulusan tidak menjamin kesiapan berkarya dan bekerja, akreditasi tidak menjamin mutu, masuk kelas tidak menjamin belajar”
Anda sepakat..?
Kalo menurut saya, gelar itu INDIKASI kompetensi.
Indikasi doank. Yang namanya indikasi itu belum final, masih perlu di periksa lebih lanjut.
Di Indonesia, kampus itu ada “kewajiban meluluskan” mahasiswa nya, termasuk yang bakalan DO pun kalo bisa jangan sampai DO. Ini persoalan akreditasi.
Tingginya tingkat ketidakselesaian membuat akreditasi nya jatuh, artinya kampus gak beres, orang yang sudah lewat saringan awal yang rumit gagal di bina untuk bisa selesai.
Padahal, lewatnya saringan awal itu bisa jadi karena kepentingan mengejar omzet semata.
Akibatnya, IPK 2 koma pun harus selesai.
Orang orang seperti ini juga dapat gelar yang sama dengan yang IPK 4. Sama sarjana nya.
Sehingga, jangan aneh bila mahasiswa komputer belum tentu paham komputer, lulusan akuntansi belum tentu layak jadi akuntan, tamatan manajemen belum tentu bisa buat strategi bisnis, seperti pernyataan di awal tadi.
Tapi, terkadang pemberi kerja dihadapkan pada situasi dimana informasi tentang si subjek begitu minim. Mau tak mau maka gelar menjadi parameter awal, menghasilkan dugaan tentang kompetensi seseorang.
Agar makin valid, gelar ini juga sekalian di cek IPK, kampus penerbit gelar, lama pendidikan si subjek, menjadi satu gabungan skor penilaian.
Bila skor baik, indikasi makin positif, dan sebaliknya.
“Tapi bukankah ada saja profesional hebat yang tidak mendapatkan keahlian nya melalui jalur pendidikan resmi..?”
Betul, dan mereka mereka ini gak perlu pusing nyari kerjaan, kerjaan yang datang ke mereka. Kemampuan mereka menjadi magnet rejeki. Mereka sudah terbukti.
Kalo gak punya kemampuan jangan harap bisa seperti mereka. Layak kan dulu diri. Salah satunya ya itu, buat agar orang yang tidak kenal Anda punya gambaran baik tentang Anda. Agar Anda mendapat kesempatan dipanggil, dan bisa membuktikan Anda punya kemampuan.
Saat kesempatan datang, buktikan bahwa Anda bukan bagian dari mereka yang mendapat gelar hanya karena Anda menjadi ancaman akreditasi lembaga pendidikan.
by : Wandi