Jadi, dari mengamati dan diskusi dengan Cek Daus siang tadi, saya menarik 3 kesimpulan :
1. HUMOR ITU SEPERTI PEDES CABE
kadar nikmat setiap orang beda – beda.Ada orang yang cabe dikasih seberapa banyak pun, gak kepedesan. Yang type ini, mirip sama yang dicandain segimana ya gak marah. Ada juga yang sukanya sama humor ringan, seperti pedes cabe yang tipis – tipis saja.Gak suka rasa pedes yang terlalu. Type ini kalo kemakan cabe yang terlalu pedes, emosi bisa naik, nafas naik turun, bisa emosi jiwa. Bawaan bisa ngamuk kepedesan. Seperti mereka yang kalo di candain berlebih, bisa marah besar.Kelompok yang suka cabe pedes ya gak bisa menghakimi penyuka pedes tipis – tipis sebagai tidak tahu seni makan cabe.Namanya rasa itu selera. Gak bisa bilang mana pedes yang paling bener.Untuk di acara formal, paling aman bagi Cek Daus adalah keluarkan humor tipis – tipis. Gak akan menyinggung siapapun.
2. SATU – SATUNYA YANG BOLEH DI EJEK ITU ADALAH DIRI SENDIRI
Cek Daus tahu tamu di acara yang di MC kan nya banyak orang penting, yang bisa tidak terima bila dirinya dijadikan guyonan di depan umum. Bisa habis karir MC nya bila sembarangan ngomong. Makanya Cek Daus kasih standar : pujian jatah nya tamu. Ejekan jatah dirinya sendiri.Cek Daus membuat dirinya berada pada level tidak lagi terganggu oleh tertawaan orang. Malah tertawaan itu dibuat menjadi mendatangkan uang.Bagi Cek Daus, makin ramai orang menertawakan dirinya, makin sukses candaan yang dibuatnya. Hidup malah jadi paradoks sekarang, mereka yang membenci Cek Daus malah tidak mau menertawakan Cek Daus, karena sama saja membantu kesuksesannya.
3. PROFESIONAL SESUAI SITUASI
Walau dikenal sebagai komedian, ketika mendapat kesempatan membawa acara, Cek Daus tampil sebagai MC Profesional.Pakai Jas, rambut berminyak, sepatu mengkilap, hadir tepat waktu. Bicara orang yang lebih keren, banyak. Tapi orang keren belum tentu bisa membawakan acara sebaik Cek Daus.Cek Daus tidak fokus pada apa yang tidak ada pada dirinya, tapi pada apa kelebihannya. Dan itu berhasil membuat dirinya sukses dan populer.Selesai acara puluhan orang minta foto sama Cek Daus.
Kebijaksanaan itu tidak perlu di cari jauh. Bisa ditemui kapanpun, dimanapun, dari siapapun.Asal mata mau memperhatikan, telinga mau menyimak, hati mau merasakan. Seperti peribahasa, saat murid siap, guru akan datang, dari mana – mana.
by : Wandi