Anda membaca iklan property dijual yang ditempel di depan sebuah rumah. Anda hubungi, panjang lebar cerita tanya ini itu, tapi beberapa menit kemudian si tenaga penjual bilang property yang dijual bukanlah di tempat iklan ditempel, tapi di tempat lain. Bah..!
Apa yang diharapkan dari misleading strategy seperti ini..? Informasi..!
Menelepon artinya ada ketertarikan. Ketertarikan bisa jadi karena ada kebutuhan. Ada kebutuhan artinya ada bisnis.
Misleading demi bisnis. “Namanya juga usaha” judulnya. Kode etik dan norma nomor dua.
Memilih berbisnis dengan pelaku misleading itu seperti berurusan dengan bom waktu, hanya soal waktu sampai pelaku membuat kreativitas misleading baru buat Anda.
Kali awal informasi yang incar, kali berikutnya kepercayaan, kali akhir uang lah sasaran. Jika kemarin berani, apa yang membuat pelaku tidak akan melakukan kembali..? Ingatlah bahwa history always repeat it self.
By : Wandi