Robert Kiyosaki dalam buku legendarisnya, Rich Dad Poor Dad, menjelaskan tentang dua konsep yang jarang di ajarkan di sekolah dan keluarga, konsep arus kas setiap kelas ekonomi, dan definisi aset
1. Arus Kas Setiap Kelas Ekonomi
Menarik, ternyata, mengamati bagaimana uang mengalir bisa menjelaskan mengapa seseorang menjadi terjebak terus miskin, menjadi kelas menengah, atau mengapa mereka kaya.
2. Definisi Aset
Lalu, menurut Kiyosaki, definisi aset dalam akuntansi dan dalam kecerdasan keuangan ternyata berbeda. Punya rumah, mobil, motor besar, belum tentu itu artinya punya aset.
Bagi Kiyosaki, yang disebut aset hanya adalah segala sesuatu yang MEMASUKKAN UANG KE KANTONG, sementara, sesuatu yang membuat Anda MENGELUARKAN UANG, itu adalah liabilitas / kewajiban. Sama – sama properti / mobil, belum tentu itu aset. Saat properti & mobil membuat uang menjadi masuk ke kantong Anda, itu adalah aset. Namun bila properti dan mobil itu membuat Anda jadi harus mengeluarkan uang membayar ini itu setiap bulan, itu adalah liabilitas / kewajiban.
Kembali kepada pembahasan arus kas orang miskin, menengah, dan kaya.Orang Miskin, dari arus kas mereka terlihat pendapatan langsung habis dipakai membayar pengeluaran. Orang kelas Menengah, pendapatan mereka di pakai beli liabilitas, seperti mobil, KPR, ajukan kredit card, sehingga pada akhirnya jadi harus bayar angsuran rumah, angsuran mobil, pinjaman kartu kredit.
Kelas menengah mendahulukan pendapatan untuk gaya hidup. Kebiasaan kelas menengah untuk menggunakan pendapatan membayar gaya hidup ini membuat mereka akan terjebak pada kekurangan uang, karena gaya hidup tidak ada ujungnya, dan akan terus naik dari waktu ke waktu. Pendapatan naik, gaya hidup naik.
Sampai di satu titik, tekanan hidup mereka menjadi lebih dari kemampuannya, karena sesuai rumus fisika, bahwa gaya berbanding lurus dengan tekanan, saat gaya hidup naik, maka tekanan hidup juga akan naik.
Sementara, orang kaya, mereka berani menunda kesenangan, pendapatan mereka dipakai untuk beli aset dulu, apakah properti, saham, deposito. Dan kemudian aset – aset ini yang menghasilkan pendapatan bagi mereka, barulah pendapatan dipakai membayar gaya hidup ataupun membeli liabilitas.
Miskin, menengah, ataupun kaya adalah status yang tidak permanen. Selama si miskin dan kelas menengah mau mengubah pola arus kas mereka, maka peluang menjadi kaya terbuka lebar. Sementara, bila si kaya mulai berulah dan kehilangan persistensi konsepnya, dia dapat turun ke kelas menengah atau jatuh miskin. Sehingga, bila ingin lepas dari kondisi miskin dan kelas menengah, harus berani lepas pola – pola kenyamanan semu yang selama ini dipakai, ganti dengan pola si kaya, tunda kesenangan, membeli aset satu demi satu.
Terkadang, si miskin dan kelas menengah tidak paham apa yang sedang terjadi, mereka menertawakan pilihan hidup si kaya yang menunda kesenangan. Sampai pada waktunya, si kaya melaju dengan Ferrari meninggalkan si miskin dan kelas menengah yang masih berjuang untuk hidup mereka.
by : Wandi